SYIRIK BESAR DAN JENIS-JENISNYA

SYIRIK BESAR DAN JENIS-JENISNYA

Oleh : Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu rahimahullahu ta’ala

Soal ke 1 :
Apakah itu syirik besar?

Jawaban :
Sirik besar adalah memalingkan salah satu jenis dari jenis-jenis ibadah kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala seperti berdo’a, menyembelih dan selainnya.

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala :

وَلَا تَدۡعُ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَۖ فَإِن فَعَلۡتَ فَإِنَّكَ إِذٗا مِّنَ ٱلظَّلِمِينَ

“Dan jangan engkau menyembah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi bencana kepadamu selain Allah, sebab jika engkau lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya engkau termasuk orang-orang zhalim [yaitu orang-orang musyrik].” (QS. Yunus : 106)

Demikian pula sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam :

أكبر الكبائر: الإشراك بالله، وعقوق الوالدين، وشهادة الزور

“Diantara dosa-dosa yang paling besar dari dosa-dosa besar adalah berbuat syirik kepada Allah, durhaka kepada ke dua orang tua dan persaksian palsu.” (HR. Imam Muslim)

Soal ke 2 :
Dosa apakah yang paling besar disisi Allah ta’ala?

Jawaban :
Dosa yang paling besar disisi Allah ta’ala adalah syirik besar.

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala (yakni nasehat Lukman Al-Hakim kepada anaknya):

{يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ}.

“Wahai anakku, janganlah engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya menyekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang sangat besar”. (OS. Luqman: 13).

Dan ketika Rasulullah shalallahu ’alaihi wa salam ditanya (oleh sahabatnya): Dosa apakah yang paling besar? Maka beliau menjawab :

“أن تجعل لله نِدًا وهو خلقَك”

“Engkau menjadikan di sisi Allah tandingan, sementara Dialah Allah yang telah menciptakanmu”. (Muttafaqun ‘alaihi).

An-Nidd (tandingan) adalah asy-Syarik (sekutu).

Soal ke 3 :
Apakah kesyirikan itu ada pada umat ini?

Jawaban :
Ya ada. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلا وَهُمْ مُشْرِكُونَ

“Dan tidaklah kebanyakan dari mereka beriman kepada Allah kecuali dalam keadaan mereka menyekutukan Allah taala”. (QS. Yusuf 106)

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

لا تقومُ الساعةُ حتى تَلحق قبائلُ مِن أُمتي بالمشركين وحتى تعبدَ الأوثان

“Tidaklah akan tegak hari kiamat sampai bergabungnya kabilah-kabilah dari umatku dengan orang-orang musyrikin dan sampai mereka menyembah berhala-berhala”. (Shohih, HR. At-Tirmidzi)

Soal ke 4 :
Apa hukum berdo’a kepada selain Allah seperti berdo’a kepada para wali?

Jawaban :
Do’a mereka kepada selain Allah termasuk syirik besar yang memasukkan ke neraka. Allah ta’ala berfirman:

إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَآءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ

“Jika kamu menyeru mereka, mereka tidak mendengar seruanmu, dan sekiranya mereka mendengar, mereka juga tidak memperkenankan permintaanmu. Dan pada hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikan kalian.” (QS. Fatir : 14)

Dan Rosulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda :

“من مات وهو يدعو من دون الله ندًا دخل النار” (النِّد : الشريك) [رواه البخاري ، ٤٤٩٧].

“Barangsiapa yang mati sedang dia menyeru atau berdo’a kepada tandingan selain Allah, pasti dia masuk neraka.” (tandingan yaitu sekutu) [HR. Bukhori no 4497].

Soal ke 5:
Apakah do’a termasuk ibadah?

Jawaban :
Iya. do’a adalah ibadah. Allah ta’ala berfirman :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ. [ غافر ٦٠ ].

“Dan Rabbmu berkata, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau beribadah kepada Ku akan masuk ke dalam Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir : 60)

(Beribadah kepada Ku : yakni berdo’a kepada Ku. Daakhiriin(keadaan hina) : yakni direndahkan/dihinakan).

Dan Rosulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda :

الدعاء هو العبادة. [رواه الترمذي وقال حسن صحيح]

“Do’a adalah ibadah.” [HR. At-Tirmidzi dan dia berkata Hasan Shohih, dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shohihul Jami’ no. 3407].

Soal ke 6 :
Apakah orang-orang yang telah meninggal mendengar do’a orang yang berdo’a kepadanya?

Jawaban :
Tidak, mereka tidak mendengar do’a orang-orang yang berdo’a kepadanya. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ

1. “Dan engkau (Muhammad) tidak akan sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar.” (QS. Fatir : Ayat 22).

إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ وَالْمَوْتَى يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ

2. “Hanya orang-orang yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati, kelak akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-Nya mereka dikembalikan.” (QS. Al-An’am : Ayat 36)

(Yakni disebabkan kekufuran, karena hati-hati mereka mati, maka Allah serupakan mereka dengan jasad-jasad yang mati). [Sebagaimana yang di sebutkan oleh Ibnu Katsir rohimahullah].

3. Dan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“إن لِلهِ ملائكة سَياحين في الأرض يُبلِّغوني عن أمتي السلام”

“Sesungguhnya Allah memiliki Malaikat-malaikat yang berkeliling di muka bumi, untuk menyampaikan kepadaku salam dari umatku.” [Dishohihkan oleh al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi, dan dishohihkan oleh al-Albani dalam shohihul Jami’].

Kalau Rosul –shollallahu alaihi wa sallam– tidak mendengarkan salam yang disampaikan kepadanya melainkan dengan melalui penyampaian para malaikat kepada beliau, maka selain dari beliau lebih tidak mampu lagi mendengar.

4. Dari Ibnu ‘Umar radiyallahu anhuma ia berkata : Nabi shollallaahu alaihi wa sallam berdiri di atas sumur-sumur Badr, (tempat terbunuhnya orang-orang musyrik) kemudian beliau bersabda : “Apakah kalian mendapati sesuatu yang telah dijanjikan Rabb kalian adalah benar ?” Kemudian beliau bersabda lagi : ‘Sesungguhnya sekarang mereka mendengar (yasma’uun) apa yang aku katakan”. Kemudian berita ini dikabarkan kepada ‘Aisyah, maka ia berkata : “Sesungguhnya Nabi shollallaahu alaihi wa sallam hanyalah bersabda : Sesungguhnya mereka sekarang mengetahui (ya’lamuun) apa yang dulu aku katakan kepada mereka adalah benar’. Kemudian ‘Aisyah membaca ayat :

إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى

“Sesungguhnya kamu tidak mampu menjadikan orang-orang mati mampu mendengar. (QS An-Naml ayat 80).

Berkata Qotadah rohimahulloh yang meriwayatkan haditsnya Abu Tholhah, tentang makna hadits ini : Allah menghidupkan mereka sehingga mereka mendengar perkataan beliau sebagai satu penghinaan, peremehan, adzab, dan penyesalan. [H.R Bukhori dalam kitab Maghozi bab 8].

Diambil faedah dari hadits ini

1- Bahwa pendengaran orang-orang musyrik yang terbunuh itu sementara dengan dalil ucapan beliau -shollallahu alaihi wa sallam- : “Sesungguhnya mereka sekarang mendengar” maka dipahami setelah waktu kejadian tersebut mereka tidak mendengar lagi, karena sebagaimana yang dikatakan oleh Qotadah rohimahulloh perawi hadits tersebut : Allah menghidupkan mereka sehingga mereka mendengar perkataan beliau sebagai satu penghinaan, peremehan, adzab, dan penyesalan.

2- Pengingkaran ‘Aisyah rodhiyallahu anha terhadap riwayat Ibnu Umar rodhiyallahu anhuma bahwa Nabi Shollallohu alaihi wa sallam tidak mengatakan mereka “mendengar” bahkan beliau berkata : “Sesungguhnya mereka sekarang mengetahui” berdalil dengan ayat :

إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى

“Sesungguhnya kamu tidak mampu menjadikan orang-orang yang telah mati mendengar” (QS An-Naml : 80).

3- Dan memungkinkan mencocokkan antara riwayat Ibnu Umar rodhiyallahu anhuma dan riwayat ‘Aisyah rodiyallahu anha dengan apa yang berikut ini :

Bahwa pada asalnya mereka orang-orang musyrik yang terbunuh di perang badar mereka tidak mendengar sebagaimana yang dijelaskan oleh al-Qur’an, akan tetapi Allah menghidupkan mereka orang-orang musyrik yang terbunuh, mukjizat bagi Rosul-Nya shollallohu alaihi wa sallam, hingga mereka mendengar sebagaimana yang di jelaskan oleh Qotadah rohimahulloh perawi hadits tersebut. Wallahu a’lam.

* * *

Pembenaran Rosul shollallohu alaihi wa sallam Terhadap Apa yang Dipahami Oleh Para Sahabat

Bahwa di dalam hadits orang-orang yang terbunuh dalam sumur-sumur badar, isyarat bahwa orang-orang yang terbunuh itu tidak mendengarkan, dan itu jelas dari inisiatif, tindakan para sahabat dan pada perkataan Umar rodhiyallahu anhu kepada mereka : mengapa engkau berbicara pada jasad yang tidak memiliki ruh/nyawa? Maka ini menunjukkan pengetahuan mereka didasari sebelumnya, dan persetujuan Nabi shollallohu alaihi wa sallam pada pertanyaan mereka ini penegasan padanya juga, akan tetapi Nabi shollallohu alaihi wa sallam memberitahukan mereka kekhususan bagi orang-orang yang di dalam sumur itu.

Dan yang memperjelas lagi adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rohimahulloh dengan lafadz;

Umar rodhiyallahu anhu mendengar suara beliau, kemudian berkata : “Wahai Rosulullah, apakah engkau menyeru mereka setelah (mati) tiga hari ? Apakah mereka mendengar ? Bukankah Allah telah berfirman : “Sesungguhnya engkau tidak dapat menjadikan orang mati mampu mendengar ?”. Maka beliau shollallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Demi (Allah) yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah kalian lebih mendengar daripada mereka terhadap apa yang aku katakan. Akan tetapi mereka tidak mampu untuk menjawab”. [Asy-Syaikh al-Albani berkata : sanadnya shohih sesuai syarat Muslim].

Sisi pendalilan Umar rodhiyallahu anhu berdalil dengan ayat, kalau seandainya maknanya lain bukan seperti apa yang dipahaminya dan berkata untuk mengingkari Nabi -shollallohu alaihi wa sallam- dan menjelaskan bahwa ayat itu tidak menafikan secara mutlak pendengaran orang-orang yang telah mati, tapi tatkala Nabi shollallohu alaihi wa sallam tidak mengingkari Umar rodhiyallahu anhu, ini menunjukkan benarnya pendalilan Umar rodhiyallahu anhu dengan ayat tersebut, Wallahu a’lam.

Sumber :
Majmu’ah Rasail at Taujihat al Islamiyyah li Ishlahil Fardhi wal Mujtama’. [Juz : 1, hal. 259-262]

————-

[الشرك الأكبر وأنواعه]

س 1 – ماهو الشرك الأكبر؟

ج 1 – الشرك الأكبر هو صرف نوع من أنواع العبادة لغير الله كالدعاء والذبح وغير ذلك، والدليل قول الله تعالى: {وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ}. (أي المشركين) [يونس:106]

وقال – صلى الله عليه وسلم -: “أكبر الكبائر: الإشراك بالله، وعقوق الوالدين، وشهادة الزور”. [رواه مسلم]

س 2 – ما هو أعظم الذنوب عند الله؟

ج 2 – أعظم الذنوب عند الله الشرك الأكبر، والدليل قول الله – تعالى: {يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ}. [لقمان: 12]

ولما سُئل رسول الله – صلى الله عليه وسلم – أيُّ الذنب أعظم؟ قال: “أن تجعل لله نِدًا وهو خلقَك”. [متفق عليه] (الند: المثيل والشريك)

س 3 – هل الشرك موجود في هذه الأمة؟

ج 3 – نعم موجود، والدليل قول الله – تعالى: {وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلا وَهُمْ مُشْرِكُونَ}. [يوسف: 106]

وقال – صلى الله عليه وسلم -: “لا تقومُ الساعةُ حتى تَلحق قبائلُ مِن أُمتي بالمشركين وحتى تعبدَ الأوثان”. [صحيح رواه الترمذي]

س 4 – ما حكم دعاء غير الله كالأولياء؟

ج 4 – دعاؤهم من الشرك الأكبر الذي يدخل النار. قال الله – تعالى: {إِنْ تَدْعُوهُمْ

لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ}. [فاطر: 41]

وقال – صلى الله عليه وسلم -: “من مات وهو يدعو مِن دونِ الله نِدًّا دخل النار” (النِّد: الشريك) [رواه البخاري]

س 5 – هل الدعاء عبادة؟

ج 5 – نعم الدعاء عبادة. قال الله – تعالى: {وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ}. [غافر: 60] (عبادتي: دعائي. داخرين: صاغرين)

وقال – صلى الله عليه وسلم -: “الدعاء هو العبادة”. [رواه الترمذي وقال حسن صحيح]

س 6 – هل يسمع الأموات الدعاء؟

ج 6 – لا يسمعون. قال الله – تعالى:

(1) {وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ}. [فاطر:22]

(2) إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ وَالْمَوْتَى يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ} [الأنعام: 36] (يعني بذلك الكفار، لأنهم موتى القلوب، فشبههم الله بأموات الأجساد). [ذكره ابن كثير]

(3) وقال – صلى الله عليه وسلم -: “إن لِلهِ ملائكة سَياحين في الأرض يُبلِّغوني عن أمتي السلام” [صححه الحاكم ووافقه الذهبي، وصححه الألباني في صحيح الجامع]

فإِذا كان الرسول – صلى الله عليه وسلم – لا يسمع السلام عليه إِلا بتبليغ الملائكة له، فغيره من باب أولى لا يسمع.

(4) وعن ابن عمر -رضي الله عنهما- قال: وقف النبي – صلى الله عليه وسلم – على قليب بدر (مكان قتلى المشركين) فقال: “هل وجدتم وعد ربكم حقًا؟ ” ثم قال: “إنهم الآن يسمعون ما أقول” فذُكِر لعائشة فقالت: “إنما قال النبي – صلى الله عليه وسلم – إِنهم الآن ليَعلَمون، أن ما كنتُ أقول لهم هو الحق” ثم قرأت: {إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى}. [النمل:80]

وقال قتادة راوي حديث أبي طلحة الذي في معناه: “أحياهم الله حتى أسمعهم قوله توبيخًا وتصغيرًا، ونقمة وحسرة وندامة”. [رواه البخاري في كتاب المغازي باب 8]

يستفاد من الحديث

(1) إِن سماع قتلى المشركين مؤقَّت بدليل قوله – صلى الله عليه وسلم -: “إنهم الآن يسمعون” ومفهومه بعد الآن لا يسمعون، لأنه كما قال قتادة راوي الحديث: أحياهم الله حتى أسمعهم قوله توبيخًا وتصغيرًا ونقمة وحسرة وندامة.

(2) إِنكار عائشة لرواية ابن عمر أن النبي – صلى الله عليه وسلم – لم يقل “يسمعون” بل قال: “إنهم الآن ليَعلمون” مستدلة بالآية: {إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى}. [النمل:8]

(3) ويمكن التوفيق بين رواية ابن عمر وعائشة بما يلي:

إِن الأصل هو عدم سماع الموتى، كما صرح به القرآن، ولكن الله أحيا قتلى

المشركين معجزة للرسول – صلى الله عليه وسلم – حتى سمعوا كما صرح بذلك قتادة راوي الحديث والله أعلم.

* * *

[إقرار الرسول – صلى الله عليه وسلم – لفهم الصحابة]

إِن في حديث القليب دلالة على أن الموتى لا يسمعون وذلك يتضح من مبادرة الصحابة، وفي مقدمتهم عُمر إِلى قولهم: ما تُكلِّم أجسادًا لا أرواح فيها؟ فهو يدل على رسوخ هذه الفكرة عندهم، وإقرار النبي – صلى الله عليه وسلم – لسؤالهم هو تأكيد لها أيضًا، ولكنه – صلى الله عليه وسلم – نبههم للخصوصية لأهل القليب.

ويزيد الأمر وضوحًا ما رواه أحمد بلفظ؛ “فسمع عمر صوته” فقال: يا رسول الله: أتناديهم بعد ثلاث؟ وهل يسمعون؟ يقول الله -عَزَّ وَجَلَّ-: {إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى}، فقال: “والذي نفسي بيده، ما أنتم بأسمَع لمِا أقول منهم ولكنهم لا يستطيعون أن يُجيبوا”. [قال الألباني: سنده صحيح على شرط مسلم]

ووجه الدلالة منه استشهاد عمر بالآية، ولو كان معناها غير ما فهمه وتكلم به لأنكره النبي – صلى الله عليه وسلم – وبيَّن أن الآية لا تنفي مطلقًا سماع الموتى، فلمَّا لم ينكره، دل ذلك على صحة استدلال عمر بها والله أعلم.

المصدر:
مجموعة رسائل التوجيهات الإسلامية لإصلاح الفرد والمجتمع [ج: ١ – ص: ٢٥٩-٢٦٢]

Disalin dari Channel Telegram || https://telegram.me/salafykendari

Gulir ke Atas