PERINGATAN DARI BID’AHNYA PERAYAAN MAULID

BAGIAN PERTAMA

“Sungguh kami telah berulang-ulang menjelaskan permasalahan tentang perayaan maulid Nabiﷺ dari kitabullah maka kita dapatkan Allahﷻ memerintahkan kita untuk Ittiba’ (mengikuti) Rasulullahﷺ dari apa yang beliau bawa dan memperingatkan kita untuk (meninggalkan) apa yang beliauﷺ larang. Dan menghabarkan kepada kita bahwa sungguh Allahﷻ telah menyempurnakan agama-Nya kepada umat ini,

sehingga perayaan maulid Nabi ﷺ tidak pernah datang dari Nabi ﷺ , bukan bagian dari agama yang telah Allahﷻ sempurnakan untuk kita, dan Allah ﷻ memerintahkan kita untuk mengikuti Nabi ﷺ dalam beragama”.

Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz رحمه الله http://www.binbaz.org.sa/mat/8148
__

قد رددنا هذه المسألة وهي : الاحتفال بالموالد إلى كتاب الله سبحانه فوجدناه يأمرنا با تباع الرسول ﷺ فيما جاء به ، ويحذرنا عما نهى عنه ويخبرنا بأن الله سبحانه قد أكمل لهذه الأمة دينها ، وليس هذا الإحتفال مما جاء به الرسول ﷺ فيكون ليس من الدين الذي أكمله الله لنا ، وأمرنا باتباع الرسول فيه .

الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز – رحمه الله –

 

BAGIAN KEDUA

“Dan juga telah berulang-ulang kami menjelaskan (membantah) permasalahan perayaan maulid Nabi ﷺ dari sunnah Rasulullah ﷺ , maka kita tidak mendapatkan dalam hadits bahwa Nabi ﷺ pernah merayakannya dan Beliau ﷺ tidak pernah memerintahkan merayakannya dan juga para Sahabat radhiyallahu’anhum ajma’in tidak pernah merayakannya.

Maka dari sini kita mengetahui bahwa perayaan maulid Nabi ﷺ bukan bagian dari agama, bahkan itu adalah perkara bid’ah yang di ada-adakan dan juga termasuk Tasyabbuh (menyerupai) ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nashara pada perayaan-perayaan mereka”.

Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz رحمه الله http://www.binbaz.org.sa/mat/8148
____

وقد رددنا ذلك – أيضا – هذه المسألة وهي : الإحتفال بالموالد إلى سنة الرسول الله ﷺ فلم نجد فيها أنه فعله ، ولا أمر به ولا فعله أصحابه رضي الله عنهم ، فعلمنا بذلك أنه ليس من الدين بل هو من البدع المحدثة ، ومن التشبه بأهل الكتاب من اليهود والنصارى في أعيادهم .

الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز – رحمه الله –

 

BAGIAN KETIGA

“Adapun yang pertama kali yang mengada-adakan (Perayaan maulid Nabi ﷺ ) yang terkenal adalah Bani Fatimiyah di Negeri Mesir dan Magrib, pada abad ke empat dan kelima. Sungguh mereka telah melakukan perkara baru dengan merayakan maulid (kelahiran) untuk Rasulullahﷺ, untuk Hasan dan Husain serta sayyidah Fatimah radhiyallahu’anhum kemudian mereka berhukum dengannya. Kemudian setelah itu perayaan-perayaan maulid ini di lakukan oleh kaum Syi’ah dan selain dari mereka.

Sementara perayaan maulid (kelahiran) Nabi ﷺ adalah bid’ah yang tidak ada keraguan padanya, karena sesungguhnya Nabiﷺ seorang pengajar yang membimbing ummatnya dan para Sahabat adalah manusia yang paling utama setelah para Nabi, dan sungguh beliau ﷺ telah menyampaikan dengan penyampaian yang sangat jelas, tidak pernah sama sekali beliau ﷺ merayakan kelahirannya, dan tidak pernah membimbing (ummatnya) untuk merayakannya.

Demikian pula para Sahabat radhiyallahu’anhum manusia yang paling utama dan manusia yang paling cinta kepada Nabi ﷺ tidak pernah marayakan maulid Nabiﷺ. Demikian pula orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dari tiga generasi terbaik ummat ini, tidak pernah merayakan maulid Nabi ﷺ “.

Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz – رحمه الله (Fatawah nur ‘ala ad-Darbi , Juz 1)
____

وأما ما أحدثه الفاطميون المعروفون ، فإن ذلك كان في مصر والمغرب في القرن الرابع والخامس. وقد أحدثوا موالد للرسول ﷺ وللحسن والحسين ، وللسيدة فاطمة ، ولحاكمهم ، ثم وقع بعد ذلك الإحتفالات بالموالد بعد هم من الشيعة وغيرهم ، وهي بدعة بلا شك
لأن الرسول ﷺ هو المعلم المرشد ، وأصحابه أفضل الناس بعد الأنبياء ، وقد بلغ البلاغ المبين ، ولم يحتفل بموالده عليه الصلاة والسلام ، ولا أرشد إلى ذلك ، ولا احتفل به أصحابه أفضل الناس وأحب الناس للنبي ﷺ ولا التابعون لهم بإحسان في القرون المفضلة الثلاثة .

الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز – رحمه الله – (فتاوى نور على الدرب ، الجزء الأول )

 

BAGIAN KEEMPAT

“Melaksanakan perayaan maulid (kelahiran) Nabi ﷺ bukanlah dalil bahwa itu tanda cinta kepada Nabiﷺ dan bukan dalil bahwa mereka mengikuti apa yang datang dari Nabiﷺ

Akan tetapi dalil dan bukti kecintaan kepada Nabi ﷺ adalah dengan mengikuti apa yang datang dari Nabi ﷺ, Inilah dalil kecintaan kepada Nabi ﷺ dengan kecintaan yang jujur (benar) sebagaimana firman Allahﷻ :

“Sampaikanlah (wahai Muhammad) jika kalian benar-benar mencintai Allah , maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian, sesungguhnya Allah Maha Mengampuni lagi Maha Merahmati”. (Al-Imran : 31)

Maka siapa saja yang mencintai Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ , wajib baginya untuk mengikuti kebenaran, dengan melaksanakan perintah-perintah Allah ﷻ, meniggalkan apa yang di haramkan oleh Allah ﷻ, berhenti disisi batasan-batasan Allah ﷻ, bersegera menuju kepada keridhaan Allah ﷻ dan berhati-hati dari segala sesuatu yang membuat Allah ﷻ murka.

Ini adalah dalil, ini adalah bukti dan ini adalah yang para Sahabat Rasulullah ﷺ berada diatasnya dan yang mengikuti mereka dengan baik”.

Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baz – رحمه الله (Fatawah nur ‘ala ad-Darbi , Juz 1)
______

وليس الإحتفالات بالمولد دليلاً على حب المحتفلين بالنبيﷺ وعلى اتباعهم له وإنما الدليل والبرهان على ذلك هو اتباعهم لما جاء به النبي عليه الصلاة والسلام ، هذا هو الدليل على حب الله ورسوله الحب الصادق ، كما قال عزوجل :

قل إن كنتم تحبون الله فاتبعونى يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم .

فمن كان يحب الله ورسوله فعليه باتباع الحق ، بأداء أوامر الله ، وترك محارم الله ، والوقوف عند حدود الله ، والمسارعة إلى مراضي الله ، والحذر من كل ما يغضب الله عزوجل ، هذا هو الدليل ، وهذا هو البرهان ، وهذا هو ماكان عليه أصحاب الرسول ﷺ وأتباعهم بإحسان.

الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز – رحمه الله – (فتاوى نور على الدرب ، الجزء الأول )

 

BAGIAN KELIMA

“Tidak di syariatkan untuk merayakan maulid (kelahiran) Rasulullah ﷺ tidak pula selain beliau, Karena hal tersebut adalah bid’ah yang diada-adakan dalam agama. Dan Rasulullah ﷺ tidak pernah melakukannya, juga para Khalifah yang terbimbing tidak pernah melakukannya demikian pula para Sahabat radhiyallahu’anhum juga tidak pernah melakukannya”.

At-Tahdzir minal Bida’i 1/2
__

قال الشيخ ابن باز رحمه الله :

لا يجوز الاحتفال بمولد الرسول ﷺ ولا غيره ، لأن الرسول ﷺ لم يفعله ، ولا خلفاؤه الراشدون ولا غيرهم من الصحابة رضوان الله على الجميع .

التحذير من البدع ١ / ٢

 

BAGIAN KEENAM

“Ketika seorang melakukan perkara baru (dalam agama) seperti merayakan maulid (kelahiran) Nabi ﷺ akan di pahami :

“Bahwa Allah ﷻ belum menyempurnakan agama kepada umat ini dan Rasulullah ﷺ belum menyampaikan apa yang wajib diamalkan sampai ketika orang-orang belakangan itu datang, maka mereka pun mengada-ada dalam syari’at Allah ﷻ apa yang tidak di izinkan untuknya, mereka menyangka perayaan maulid tersebut akan mendekatkan mereka kepada Allah ﷻ. Maka tidak ada keraguan, padanya ada bahaya yang sangat besar, yaitu berpalingnya seseorang dari Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ.

Karena sungguh Allah ﷻ telah menyempurnakan agama ini kepada hambanya dan telah mecukupkan atas mereka ni’mat-Nya”.

At-Tahdzir min al-Bida’iy 1/5
______

قال الشيخ ابن باز رحمه الله عن المولد النبوي

وإحداث مثل هذه الموالد يفهم منه :
أن الله سبحانه لم يكمل الدين لهذه الأمة ، وأن الرسول عليه الصلاة والسلام لم يبلغ ماينبغ الأمة أن تعمل به حتى جاء هؤلاء المتأخرون فأحدثوا في شرع الله ما لم يأذن به ، زاعمين : أن ذلك مما يقربهم إلى وهذا بلا شك فيه خطر عظيم ، وإعتراض على الله سبحانه ، وعلى رسول الله ﷺ ، والله سبحانه قد أكمل لعباده الدين ، وأتم عليهم النعمة .

التحذير من البدع ١ / ٥

 

BAGIAN KETUJUH

“Seandainya perayaan maulid (kelahiran) Nabi ﷺ bagian dari agama yang diridhai oleh Allah ﷻ maka pasti Rasulullah ﷺ telah menjelaskan kepada ummatnya, atau telah di amalkan dalam kehidupannyaﷺ, atau telah di amalkan oleh para Sahabatnya radhiyallahu’anhum.

Maka tatkala perayaan maulid tersebut tidak pernah terjadi (pada zaman Rasulullah ﷺ), maka di ketahui bahwa perayaan maulid Nabi ﷺ bukan dari islam sedikitpun, bahkan termasuk dari perkara bid’ah yang di peringatkan oleh Rasulullah ﷺ kepada umatnya, sebagaimana yang telah lalu penjelasannya”.

At-Tahdzir min al-Bida’iy 1/7
____

قال الشيخ الإمام ابن باز رحمه الله :

فلو كان الإحتفال بالموالد من الدين الذي يرضاه الله سبحانه لبينه الرسول ﷺ الأمة ، أو فعله في حياته أو فعله أصحابه رضي الله عنهم، فلما لم يقع شيء من ذلك علم أنه ليس من الإسلام في شيء ، بل هو من المحدثات التي حذر الرسول ﷺ منها أمته ، كما تقدم .

التحذير من البدع ١ / ٧

 

BAGIAN KEDELAPAN

“Kami katakan kepada mereka yang mengatakan : “Merayakan maulid (kelahiran) Nabi ﷺ akan melembutkan hati dan menghidupkan hati dengan mengingat Rasulullah ﷺ .

Maka kami katakan :

❶ Pertama : “Kami tidak menerima hal tersebut , karena mereka melakukan perkumpulan dengan berkelompok-kelompok dengan sesuatu (yang tidak ada manfaatnya), tidak mungkin akan melembutkan hati diatas kebid’ahan yang sebenarnya.

❷ Kedua : “Sungguh perkara ini (perayaan maulid) adalah sesuatu yang diada-adakan tidak disyariatkan oleh Allahﷻ”.

“Sungguh Allah ﷻ telah menjadikan sebab lembutnya hati dengan perkumpulan yang lain, yaitu ketika manusia berkumpul setiap harinya di satu rumah dari rumah-rumah Allah ﷻ (Masjid) untuk melaksanakan Shalat lima waktu, maka inilah yang akan melembutkan hati,

Oleh karena itu , kami tidak butuh dari perkara bid’ah yang mereka ada-adakan”.

Al-Liqa’ asy-Syahry : 37, oleh Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin رحمه الله

______

قولنا لهؤلاء الذين يقولون : الاحتفال بالموالد تأليف القلوب ، وإحياء لذكرى رسول الله ﷺ ، نقول :

• أولا : لا نسلم بذلك ، فإن هؤلاء الذين يجتمعون يتفرقون عن غير شيء ، ولا يمكن أن تتآلف القلوب على بدعة إطلاقا .

• ثانيا : إن في هذا إحداث لشيء لم يشرعه الله ، فا الله تعالى قد جعل لتأليف القلوب اجتماعا آخر ، كل يوم يجتمع الناس في بيت من بيوت الله خمس مرات ، وهي كافية في حصول التأليف ، فنحن في غنى عن هذه البدعة التى ابتدعوها .

اللقاء الشهرية : ٣٧ للشيخ ابن عثيمين – رحمه الله –

 

BAGIAN KESEMBILAN

Asy-Syaikh Al-Bany رحمه الله berkata :

“Kami dan mereka sepakat bahwa perayaan maulid adalah perkara yang diada-adakan tidak pernah dilaksanakan (pada zaman Nabi ﷺ).

Tidak ada pada zaman Nabi ﷺ , bahkan juga tidak ada pada tiga generasi (terbaik). Dan diantara perkara yang sangat jelas adalah dalam kehidupan Nabi ﷺ tidak pernah sama sekali merayakan kelahiran seseorang (ulang tahun).

Sesungguhnya perayaan tersebut adalah jalannya (agamanya) orang-orang Nashara yang sama sekali tidak dikenal dalam islam pada tiga generasi terbaik sebagaimana yang telah disebutkan”.

Dari kaset Bid’atu al-Mawalid oleh Syaikh Al-Bany رحمه الله
______

قال الشيخ الألباني رحمه الله :

ونحن – وإياهم- مجمعون على أن هذا الاحتفال أمر حادث لم يكن، ليس فقط في عهده ﷺ ، بل ولا في عهد القرون الثلاثة ، ومن البديهي أن النبي ﷺ في حياته لم يكن ليحتفل بولادة إنسان ما إنما هي طريقة نصرانية مسيحية لا يعرفه الإسلام مطلقا في القرون المذكورة…

من شريط بدعة الموالد للشيخ الألباني رحمه الله

 

BAGIAN KESEPULUH

Merayakan maulid (kelahiran) Nabi ﷺ adalah perkara bid’ah.

Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin رحمه الله berkata :

Saya katakan, “Sesungguhnya perayaan maulid Nabiﷺ tidaklah diketahui dari para salaf as-Shalih (pendahulu yang shalih), tidak diamalkan oleh Empat khalifah yang terbimbing, tidak para Sahabat dan yang mengikuti mereka dengan baik dan tidak pula para Imam kaum muslimin setelah mereka”.

Al-Liqa asy-Syahr : 66
____

الاحتفال بالمولد النبوي بدعة

قال الشيخ ابن عثيمين رحمه الله : أقول :” إن الاحتفال بالمولد النبي ﷺ ليس معروفا عن السلف الصالح ، وما فعله الخلفاء الراشدون ، ولا فعله الصحابة ولا التابعون لهم بإحسان ، ولا أئمة المسلمين من بعدهم .

المصدر : اللقاء الشهري : ٦٦

 

BAGIAN KESEBELAS

Jawaban terhadap syubhat orang-orang yang membolehkan perayaan maulid Nabi ﷺ.

Mereka mengatakan : “Sesungguhnya dalam peringatan maulid terkandung di dalamnya, “menghidupkan kembali ingatan terhadap Nabiﷺ”.

Jawaban tentang hal tersebut kita katakan : “Menghidupkan kembali ingatan terhadap Nabi ﷺ ialah dengan sesuatu yang telah Allah ﷻ syariatkan kepada beliau seperti menyebut beliau di dalam adzan dan iqamah, shalat, dalam tasyahud, ketika bershalawat kepada beliau, membaca sunnah-sunnahnya dan mengikuti ajaran yang beliau bawa. Ini adalah sesuatu yang senantiasa berulang terus-menerus dalam sehari semalam , tidak hanya sekali dalam setahun”.

Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan – حفظه الله –
Kalimat ini merupakan bagian dari ceramah dengan judul, “Hukum perayaan maulid Nabi”.
_______

الجواب على شبه المجيزين للاحتفال با لمولد النبي ﷺ

يقولون : إن في إقامة المولد إحياء لذكر النبي ﷺ . والجواب عن ذلك أن نقول :
إحياء ذكر النبى ﷺ يكون بما شرعه الله من ذكره في الأذان والإقامة والخطب والصلوات وفي التشهد والصلاة عليه وقراءة سنته واتباع ما جاءبه ، وهذا شيء مستمر يتكرر في اليوم والليلة دائما ، لا في السنة مرة .

الشيخ صالح بن فوزان الفوزان – حفظه الله –
هذه الكلمات جزء من مقال المعنون بـ “حكم الاحتفال بذكرى الموليد النبوي .

 

BAGIAN KEDUABELAS

Hukum perayaan Maulid Nabi ﷺ

Oleh : Fadhilatu asy-Syaikh al-‘Allamah Abu ‘Abdurrahman Muqbil bin Hadi al-Wadi’iy – رحمه الله تعالى –

Soal : Apa hukum perayaan-perayaan yang dilakukan oleh kebanyakan manusia semisal perayaan Maulid ?

Jawab : Perayaan maulid termasuk perkara bid’ah (perkara baru dalam agama) , tidak ada satupun ayat dalam kitabullah dan hadits yang membolehkan untuk kita merayakan Maulid (kelahiran) Rasulullah ﷺ , tidak pernah dilakukan oleh Nabi ﷺ , tidak para Sahabat dan tidak pula para Tabi’in, perayaan ini dilakukan oleh sebagian Ubaidiyyun ( dinasabkan kepada ‘Ubaidullah bin Maimun Al-Qaddah Al Yahudi ), yang lain mengatakan perayaan ini dilakukan oleh sebagian raja di Syam (mengikuti agama Nashara), karena Nashara merayakan kelahiran Nabi Isa عليه السلام .

Allah ﷻ sungguh telah mengangkat kedudukan Nabi-Nya Muhammad ﷺ sehingga tidak butuh untuk kita mengangkatnya di atas kedudukannya, disebutkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwa beliau berkata : Rasulullahﷺ bersabda:

“Janganlah kalian mengangkatku diatas kedudukanku, karena sesungguhnya Aku adalah hamba”.

Maka kesimpulannya adalah : “Perayaan maulid Nabi ﷺ adalah bid’ah yang mungkar”.

Tinggalkanlah olehmu perayaan tersebut didalamnya terjadi perbuatan berdo’a kepada selain Allahﷻ,
Tinggalkanlah olehmu perayaan tersebut, didalamnya terjadi campur baur laki-laki dan wanita,
Tinggalkanlah olehmu perayaan tersebut didalamnya terjadi berbagai macam penyelisihan syariat”.

Gharatul asy-Rithah dari hal : 418 – 421
___

حكم الإحتفال بالمولد النبي ﷺ
لفضيلة الشيخ العلامة أبي عبد الرحمن مقبل بن هادي الودعي
– رحمه الله تعالى –

ماحكم هذه الإحتفالا ت التى يفعلها كثير من الناس مثل المولد ؟
الإحتفال بالمولد يعتبر بدعة ، ولم يأت حديث ولا آية في كتاب الله تبيح لنا الإحتفال بمولد رسول الله ﷺ ولا الصحابة ولا التابعون ، وإنما فعله بعض العبيديين ، وقال بعضهم : إنه فعله بعض ملوك الشام ، لأن النصارى يحتفلون بميلاد عيس .
والله سبحانه وتعالى قد رفع شأن نبيه محمد ﷺ فلا يحتاج إلى أن نرفعه فوق منزلته . ثبت عن أنس رضي الله تعالى عنه أنه قال : قال رسول الله ﷺ : ” لا ترفعونى فوق منزلتي فإنما أنا عبد ”
فالحاصل أن هذه بدعة منكرة دع عنك ما يحصل فيها من دعاء غير الله، دع عنك ما يحصل فيها من اخطلاط رجال ونساء ، دع عنك ما يحصل فيها من مخالفات شرعية .

غارة الأشرطة من ص : ٤١٨ إلى ٤٢١ (بتصرف)

 

BAGIAN KETIGABELAS

Berkata Syaikh Muhammad Aman Al-Jamy rahimahullah :

“Apakah kalian meyakini bahwa amalan ini (merayakan maulid) adalah amalan shalih yang dengannya kalian mendekatkan diri kepada Allah ﷻ atau amalan itu hanya sia-sia ? Dengan tegas mereka tidak akan mengatakan : Merayakan Maulid itu amalan yang sia-sia, bahkan itu adalah amalan yang shalih”. Maka apakah kalian menyangka mampu melakukan amalan shalih yang diridhai Allahﷻ sementara (amalan tersebut) tidak disyariatkan oleh Rasulullah ﷺ ? dan (amalan tersebut) tidak diketahui oleh umat yang terbaik (para sahabat) ?, Rasulullah ﷺ bersabda :

“Sebaik-baik generasi adalah generasiku (Sahabat), kemudian generasi setelahnya (Tabi’in), kemudian generasi setelahnya (Atbaut Tabi’in)”. (HR. Bukhari 5/199 dan Muslim 7/184-185)

Apakah kalian menyangka bahwa mereka generasi terbaik tidak mengetahuinya? Apakah kalian mengetahui kebaikan dan amalan shalih yang diterima disisi Allahﷻ, sementara hal tersebut tidak datang dari Rasulullah ﷺ dan Khulafa ar-Raasyiduun ?

Inilah sesungguhnya makna bid’ah (perkara baru dalam agama), karena bid’ah adalah engkau melakukan suatu amalan yang dhohirnya (yang nampak) itu amalan shalih akan tetapi (amalan tersebut) tidak disyariatkan.

Inilah perbedaan antara bid’ah dengan maksiat. Maksiat adalah penyelisihan (pelanggaran), yaitu engkau melakukan perkara yang dilarang atau meninggalkan perintah, ini yang di maksud maksiat. Adapun Bid’ah, engkau melakukan suatu amalan yang dhohirnya amalan shalih, seperti puasa, shalat atau berbagai perayaan yang diada-adakan, inilah hakikat bid’ah

Al-Ihtifal Bilmaulid, Tarikhu wa Syibhu, hal : 4 – 5
_______

قال الشيخ محمد أمان الجامي رحمه الله :

هل تعتقدون أن هذا العمل عملٌ صالحٌ تتقربون به إلى الله أو أنه عبثٌ؟ وقطعا لا يقولون : إنه عبثٌ، إنما هو عملٌ صالحٌ. وهل تظنون أنكم تستطيعون أن تأتوا بعملٍ صالحٍ يُرضي الله لم يشرعه رسول اللهﷺ ولم يعلمه خيرُ هذه الأمة، خير الناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم. (رواه البخاري ومسلم). أولئك لم يعلموا، وهل علمتم خيرا وعملا صالحا مقبولا عند الله لم يأت به رسول اللهﷺ ولا الخلفاء الراشدون ؟
هذا هو معنى الإبتداع بعينه، لأن البدعة أن تأتي بعملٍ ظاهره عملٌ صالحٌ ولكنه غير مشروعٍ، هذا هو الفرق بين البدعة وبين المعصية، المعصية المخالفة، أن ترتكب منهيا عنه أو تترك مأمورا به، هذه معصيةٌ، أما البدعة أن تأتي بعمل ظاهره أنه عملٌ صالحٌ كا لصوم المبتدع والصلوات المبتدعة والاحتفالات المبتدعة، هذه هي البدعة بعينها.

الاحتفال بالمولد تاريخ وشبه، ص: ٤ ـ ٥

 

BAGIAN KEEMPATBELAS

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :

“Demikian pula apa yang diada-adakan oleh sebagian manusia, bisa jadi untuk menyerupai orang-orang nashara dalam kelahiran Nabi ‘Isa Alaihissalam, dan bisa jadi karena cinta kepada Nabi ﷺ dan pengagugan kepada beliau. Dan Allah ﷻ bisa jadi memberikan pahala kepada mereka karena sebab kecintaan dan semangat, namun bukan karena bid’ah menjadikan kelahiran Nabiﷺ sebagai perayaan, padahal ulama telah berselisih tentang (tanggal) kelahirannya.

Semua ini tidak pernah dikerjakan oleh generasi salaf (Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in), karena seandainya hal itu baik, tentu para salaf lebih berhak mengerjakannya daripada kita. Karena mereka jauh lebih cinta kepada Nabi ﷺ, dan mereka lebih bersemangat dalam melaksanakan kebaikan.

Sesungguhnya cinta Rasul adalah dengan mengikuti beliau, menjalankan perintahnya, menghidupkan sunnahnya secara zhahir dan batin, menyebarkan ajarannya dan berjihad untuk itu semua, baik dengan hati, tangan, ataupun lisan.

Karena inilah jalan para generasi utama dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan.”

Iqtidha Shiratil Mustaqim1/123-124
____

*قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله :*

وكذلك ما يحدثه بعضُ الناس، إما مضاهاة للنصارى في ميلاد عيسى عليه السلام، وإما محبة للنبي ﷺ وتعظيما. والله قد يثيبهم على هذه المحبة والإجتهاد، لا على البدع من اتخاذ مول النبيﷺ عيدا مع اختلاف الناس في مولده. فإن هذا لم يفعله السلف، مع قيام المقتضي له وعدم المانع منه لو كان خيرا، ولو كان هذا خيرا محضا، أو راجحا لكان السلف رضي الله عنهم أحق به منا، فإنهم كانوا أشد محبة لرسول اللهﷺ وتعظيما له منا، وهم على الخير أحرصُ.
وإنما كمال محبة وتعظيمه في متابعته وطاعته واتباع أمره، وإحياءِ سنته باطنا وظاهرا، ونشرما بعث به، والجهاد على ذلك بالقلب واليد واللسان. فإن هذه طريقة السابقين الأولين، من المهاجرين والأنصار و الذين اتبعوهم بإحسان.

اقتضاء صراط المستقيم ٢/ ١٢٣-١٢٤

 

BAGIAN KELIMABELAS

Empat Sisi Batilnya Perayaan Maulid (Bag.01)

Berkata Asy Syaikh Shalih Fauzan bin Abdillah al Fauzan hafizhahullah :

Wahai sekalian kaum muslimin : Sesungguhnya perayaan maulid Nabi shallallahu ‘alaihi was salam adalah batil dan diharamkan dari sejumlah sisi :

Pertama : Perayaan ini merupakan bid’ah dalam agama dan setiap bid’ah adalah sesat. Dan mereka yang memandang pengadaan perayaan tersebut tidaklah mampu untuk mendatangkan dalil syar’i atas perbuatannya.

Kedua : Perayaan tersebut menyerupai (tasyabuh) kaum nasrani dalam berbagai perayaan mereka akan kelahiran al-Masih alaihis salam. Padahal sungguh kita telah dilarang untuk menyerupai mereka.

Ketiga : Di dalam perayaan maulid ini banyak terjadi berbagai kemungkaran dan keharaman. Paling besarnya ialah syirik kepada Allah Ta’ala yang dilakukan dengan memanggil Rasul shallallahu ‘alaihi was salam dan beristighatsah kepada beliau serta melantunkan qashidah-qashidah yang berisikan kesyirikan dalam sanjungannya teruntuk beliau shallallahu ‘alaihi was salam seperti qashidah al-baradah dan yang semisalnya.

(Dari Kitab al-Khutab al-Minbariyah, karya Ma’alisy Syaikh Dr. Shaleh al-Fauzan / juz 1)

Sumber : http://www.alfawzan.af.org.sa/node/13811
_______

قال الشيخ صالح فوزان بن عبد الله الفوزان حفظه الله :

أيها المسلمون: إن الاحتفال بمولد الرسول -صلى الله عليه وسلم- باطل ومحرم من عدة وجوه:
أولاً: أنه بدعة في الدين، وكل بدعة ضلالة، ولن يستطيع الذين يرون إقامته أن يقيموا عليه دليلاً من الشرع.
ثانياً: أنه مشابهة للنصارى في احتفالهم بمولد المسيح -عليه السلام-، وقد نهينا عن التشبه بهم.
ثالثاً: أنه كثيراً ما يقع فيه منكرات ومحرمات أعظمها الشرك بالله من نداء الرسول -صلى الله عليه وسلم- والاستغاثة به، وإنشاد القصائد الشركية في مدحه كقصيدة البردة وأمثالها.

من كتاب المنبرية، لمعالي الشيخ الدكتور صالح الفوزان/ ج1

 

BAGIAN KEENAMBELAS

Empat Sisi Batilnya Perayaan Maulid (Bag.02-Selesai)

Berkata Asy Syaikh Shalih Fauzan bin Abdillah al Fauzan hafizhahullah :

Keempat : Di dalam Islam itu hanya ada dua hari raya, ‘Idul Adhha dan ‘Idul Fithri yang diberkahi. Barang siapa mengada-adakan hari raya yang ketiga, maka sungguh ia telah mengada-adakan perkara yang baru dalam Islam yang bukan bagian darinya.

Telah diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa beliau berkisah : “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi was salam tiba ke kota Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari yang mereka biasa bermain-main di dua hari tersebut. Maka beliau bersabda: “Dua hari apa ini ?” Mereka menjawab: “Kami biasa bermain-main di dua hari tesebut pada masa jahiliyah.” Lalu beliau bersabda:

“إن الله قد أبدلكم بهما خيراً منهما. الأضحى ويوم الفطر”

“Sesungguhnya Allah telah menggantikan dua hari tersebut untuk kalian dengan yang lebih baik darinya, yaitu ‘Idul Adhha dan ‘Idul Fithri.” (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan an-Nasai dengan sanad yang sesuai syarat shahih Muslim).

Maka bertakwalah kepada Allah Azzawajalla wahai hamba-hamba Allah. Waspada dan berhati-hatilah dari berbagai perbuatan bid’ah dan penyimpangan. Tetapilah sunnah, ikutilah, dan jangan mengada-adakan perkara yang baru dalam agama.

Saya berlindung dari syaithan yang terkutuk.

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (الأنعام : ١٥٣).

“Dan inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan yang lainnya sehingga kalian akan tercerai berai dari jalan-Nya. Demikian yang Dia wasiatkan kepada kalian agar kalian bertakwa.” (Qs. al-An’am : 153)

(Dari Kitab al-Khutab al-Minbariyah, karya Ma’alisy Syaikh Dr. Shaleh al-Fauzan / juz 1)

Sumber : http://www.alfawzan.af.org.sa/node/13811
_______

قال الشيخ صالح فوزان بن عبد الله الفوزان حفظه الله :

رابعاً : أنه ليس في الإسلام إلا عيدان. عيد الأضحى وعيد الفطر المبارك. فمن أحدث عيداً ثالثاً؛ فقد أحدث في الإسلام ما ليس منه، وقد روى أنس بن مالك -رضي الله عنه- قال قدم النبي -صلى الله عليه وسلم- المدينة ولهم يومان يلعبون فيهما. فقال: ما هذان اليومان – قالوا: كنا نلعب فيهما في الجاهلية فقال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: “إن الله قد أبدلكم بهما خيراً منهما. الأضحى ويوم الفطر” (رواه أبو داود وأحمد والنسائي، وإسناده على شرط مسلم).

فاتقوا الله عباد الله، واحذروا البدع والمخالفات والزموا السنن واتبعوا ولا تبتدعوا أعوذ بالله من الشيطان الرجيم: (وَأَنَّ هَذَاصِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) [الأنعام: 153].

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم

من كتاب المنبرية، لمعالي الشيخ الدكتور صالح الفوزان/ ج1

 

BAGIAN KETUJUHBELAS

Al-‘Allamah Hamud bin Abdillah at-Tuwaijiry rahimahullah berkata :

“Orang-orang yang menjadikan maulid (kelahiran Nabi) sebagai hariraya, bukanlah yang diharapkan untuk mereka mendapatkan pahala diatas bid’ah (yang mereka lakukan), akan tetapi yang ditakutkan atas mereka adalah siksaan (adzab) atas penyelisihihan mereka terhadap Rasulullahﷺ dan para sahabatnya radiyallahu’anhum.”

Ar-Roddul Qawy ala ar-Rifa’iy, hal : 223
_______

قال العلامة حمود بن عبد الله التويجري رحمه الله :

فالذين يتخذون المولد عيدا ليسوا من الذين ترجى لهم المثوبة على هذه البدعة. وإنما هم من الذين تخشي عليهم العقوبة على مخالفتهم للأمر الذي كان عليه رسول الله وأصحابه.

الرد القوي على الرفاعي، ص : ٢٢٣

 

BAGIAN KEDELAPANBELAS

Bid’ahnya Perayaan Maulid (Bag.01)

As-Syaikh DR. Ali bin Yahya al-Haddady hafidzahullah berkata :

“Sesungguhnya perkara yang diada-adakan oleh banyak manusia pada agama Allahﷻ adalah bid’ah perayaan maulid Nabiﷺ pada bulan Rabiul awwal pada setiap tahunnya.

Dan kami mengetahui bahwa kebanyakan dari mereka yang merayakan maulid menginginkan kebaikan, pahala dan balasan, karena mereka menganggap itu sebagai bukti cinta kepada Nabiﷺ menurut persangkaan mereka, akan tetapi niat yang baik tidak akan merubah (suatu bid’ah) menjadi amal shalih, sampai amalan tersebut mencocoki petunjuk Nabiﷺ, sebagaimana disebutkan dalam hadits :

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak”. (HR. Muslim no. 1718)

Maksudnya setiap ibadah yang dengannya seorang Muslim mendekatkan diri kepada Allahﷻ namun tidak berasal dari Nabiﷺ maka akan tertolak dan tidak dianggap.

Wahai kaum Muslimin,,, Sesungguhnya para Ulama bersepakat bahwa perayaan maulid Nabi adalah perkara bid’ah yang diada-adakan (dalam agama) setelah tiga generasi terbaik, maksudnya (perayaan maulid) tidak pernah dilakukan pada zaman Nabiﷺ dan para sahabatnya, tidak pula para tabi’in dan at-bauttabi’in, sehingga hal ini menunjukkan bahwa (perayaan maulid) adalah perkara bid’ah dalam agama.

Potongan faidah dari Khutbah Jum’at dengan tema : Bid’ahnya perayaa maulid Nabi ﷺ .
_______

قال الشيخ على بن يحي الحدادي حفظه الله :

عبادالله، إن مما أحدثه كثير من الناس في دين الله بدعةُ الاحتفال بالمولد النبوي في شهر ربيع الأول من كل عام. ونحن نعلم أن كثيرا ممن يحتفل بالمولد يريد الخير والأجر والمثوبة لأنه يعبِّرباحتفاله عن حبه للنبيﷺ في ظنه. ولكن النيةَ الطيبة لاتجعل العمل صالحا حتى يكون العمل مواقفا لهدي محمدﷺ لقوله عليه الصلاة والسلام : “مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ” أي أن كل عبادة يتقرب بهاالمسلم إلى الله وهي ليست على أمرمحمدﷺ فهي مردودة عليه غيرُ معتبرة ولا متقبلة.

معاشر المؤمنين، إن العلماء مجمعون على أن الإحتفال بالمولد النبوي أمر محدث مخترع بعد القرون المفضلة الثلاثة، أي لم يكن على عهد رسول اللهﷺ ولا أصحابه ولا التابعين ولا أتباع التابعين، وماكان كذلك فهو بدعة في الدين.

خطبة الجمعة، بعنوان “بدعة الإحتفال بالمولد”، لشيخ د.على بين يحي الحدادي حفظه الله

 

BAGIAN KESEMBILAN BELAS – Selesai Alhamdulillah

Bid’ahnya Perayaan Maulid (Bag.02-Selesai)

As-Syaikh DR. Ali bin Yahya al-Haddady hafidzahullah berkata :

Sungguh Nabi ﷺ telah menjelaskan dengan penjelasan yang sangat jelas, bahwa setiap bid’ah dalam agama itu sesat, dan pelakunya didalam Neraka. Nabi ﷺ bersabda :

“Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap sunnahku dan sunnah Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat”. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Dan dalam hadits yang lain Nabi ﷺ bersabda :

“Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad ﷺ. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan dalam agama, setiap perkara agama yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.” (HR. An Nasa’i).

Maka bagaimana keadaan seorang muslim ketika mendengarkan hadits-hadits shahih dan mulia ini, dimana Nabiﷺ melarang dari perkara bid’ah (perkara baru dalam agama) dengan pelarangan yang sangat keras, kemudian dia ridha mendekatkan dirinya kepada Allah ﷻ dengan perkara bid’ah dan diada-adakan dalam agama ?.

Bagaimana seorang muslim beribadah kepada Allahﷻ dengan suatu yang tidak disyariatkan oleh Allah ﷻ sementara dia membaca firman Allahﷻ :

أَمْ لَهُمْ شُرَكٰٓؤُا شَرَعُوا لَهُمْ مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنۢ بِهِ اللَّهُ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِىَ بَيْنَهُمْ ۗ وَإِنَّ الظّٰلِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang menetapkan aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan (diridai) Allah? Dan sekiranya tidak ada ketetapan yang menunda (hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan. Dan sungguh, orang-orang zalim itu akan mendapat azab yang sangat pedih.” (QS. Asy-Syura : 21)

Bagaimana seorang muslim ridha menambah dalam perkara agama yang bukan darinya, sementara dia membaca dalam kitabullah :

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلٰمَ دِينًا

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Ma’idah : 3)

Maka tidakkah dia merasa cukup dengan agama yang disempurnakan oleh Allahﷻ ? Tidakkah dia ridho dengan agama yang Allahﷻ meridhoinya ?

Potongan faidah dari Khutbah Jum’at dengan tema : Bid’ahnya perayaan maulid Nabi ﷺ .
_______

قال الشيخ على بن يحي الحدادي حفظه الله :

وقد نص النبيﷺ نصا صريحا أن كل بدعة في الدين ضلالة وأنه في النار، قالﷺ : “عليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديين الراشدين، تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور، فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة”. وقالﷺ : “إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ”.
فكيف يسمع المؤمن هذه الأحاديث الصحيحة الشريفةالتي تنهى عن البدع أشد النهي ثم يرضى لنفسه ان يتقرب إلى الله بالبدع والمحدثات؟ كيف يرضى المسلم أن يتعبد لله بعبادة لم يشرعها الله وهو يقرأ كلام الله :
أَمْ لَهُمْ شُرَكٰٓؤُا شَرَعُوا لَهُمْ مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنۢ بِهِ اللَّهُ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِىَ بَيْنَهُمْ ۗ وَإِنَّ الظّٰلِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ.
كيف يرضى المسلم أن يزيد في دين الله ماليس منه وهو يقرأ في كتاب الله : الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلٰمَ دِينًا.
ألا يكفيه الدين الذي أكمله الله ؟ ألا يرضيه الدين الذي ارتضاه الله ؟

خطبة الجمعة، بعنوان “بدعة الإحتفال بالمولد”.
______

 

كتبه ورتبه أخوكم الفقير إلى اللهﷻ

أبوا مجاهد الإندونيسي
غفرالله له ولوالديه ولجميع المسلمين، آمين

 

Dirangkum dari Channel Telegram : https://t.me/Alhaqqu_Ahabbu_Ilaina

Gulir ke Atas