Jangan Bersedih Hati Karena Sedikitnya Orang Yang Mengikuti Dakwahmu, Tetaplah Semangat Dan Istiqomah
[dropcap]K[/dropcap]ita bukanlah kaum yang ditugaskan untuk mengumpulkan massa manusia, layaknya partai politik, yang hanya mengumpulkan suara tanpa melihat kualitas dari banyaknya jumlah, apakah dibangun diatas kejujuran dan kesholehan.. akan tetapi kewajiban kita ialah :
mempelajari ilmu agama Alloh ini, sampai kita memahami dengan baik dan benar tentangnya..
mengamalkan ilmu tersebut, jika telah dipahami, kemudian mendakwahkannya dengan hikmah dan penuh kesabaran serta keikhlasan..
Serta senantiasa bersabar dalam menjalaninya, bersabar atas segala ujian, gangguan dan kesulitan-kesulitan serta dengan segala keterbatasan yang dimiliki yang ada padanya.
Adapun jika manusia menolakmu, mencibirmu, mencela dan menghinakanmu, serta mengganggumu. maka bersabarlah, doakan mereka, dan dakwahi dengan apa yang engkau mampu mendakwahi mereka, dengan cara yang baik dan benar.
Maka jangan bersedih hati dengan jumlah yang sedikit, dan jangan pula berbangga dengan jumlah yang banyak, bukanlah kuantitas jumlah yang dilihat dan jadi patokan semata, namun kualitaslah yang menjadi patokannya..
Biar sedikit tapi berkualitas, maka itu lebih baik dari pada banyak, namun tidak jelas kualitasnya..
Sungguh Nabi kita bersabda :
يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا
“Hampir saja para umat (kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”.
Kemudian seseorang bertanya :
وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ
Dan (apakah) dari (jumlah) kami pada saat itu sedikit?”
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- berkata :
بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَه مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَه فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ..
”Bahkan (jumlah) kalian pada saat itu banyak, Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’.
Kemudian seseorang bertanya :
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ
Wahai Rosululloh, Apa (itu) ’Al-Wahn..?
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- berkata :
حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
”Cinta dunia dan takut mati.”
(HR. Imam Abu Daud dan juga imam Ahmad 5 : 278, di shohihkan oleh Syaikh Al-Bani)
Perhatikanlah hadits yang mulia ini wahai saudaraku.. sungguh jumlah yang banyak tidak akan mendatangkan jaminan kebaikan dan keberkahan, jika kualitasnya hanya tak berarti, sebagaimana nabi kita dalam hadits diatas, beliau memperumpamakannya dengan kalimat “kalian banyak namun bagaikan sampah yang dibawah oleh air hujan”, bermakna tidak ada kualitasnya sama sekali.. sehingga janganlah bangga jika banyak jumlah namun kualitasnya tidak baik dan benar..
Sungguh !!
Ilmu yang bermanfaat itu, ialah ilmu yang diamalkan oleh pemiliknya, sehingga aqidahnya, manhajnya, akhlaqnya dan batinnya semakin hari semakin menjadi lebih baik. Semakin banyak ilmunya, semakin banyak pula yang dia amalkan, semakin banyak pula ilmunya yang bermanfaat. Semakin ikhlas dan dekat ia kepada Alloh, dan semakin adil ia diantara manusia..
Sehingga manusiapun mengikutinya karena kualitas dari ilmunya, maka manusia yang mengikutinyapun menjadi berkualitas, bahkan bisa jadi lebih baik daripada dirinya.. walau yang mengikutinya hanya satu atau dua orang saja.. itu adalah kualitas..
Sehingga bukanlah syarat dan kewajiban atas bermanfaatnya ilmu seseorang itu, dia harus diikuti oleh banyak orang, atau banyak pengikutnya, dengan tanpa melihat kualitasnya.. ini bukanlah indikator kebenaran yang ada pada seorang..
Dengarkan sabda Nabi kita yang mulia :
عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ، فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ، وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلَانِ، وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ
“Telah diperlihatkan kepadaku umat-umat, maka ada seorang Nabi sedang yang ikut bersamanya (berupa) satu kelompok kecil, ada (pula) seorang Nabi sedang yang ikut bersamanya (hanya) SATU dan DUA orang, dan ada juga seorang Nabi (tapi) TIDAK (ada) bersamanya seorang pengikutpun“.
(HR. Imam Bukhori : 5752, dan juga Imam Muslim : 374)
Soalan kita ialah : Jika seandainya takaran dan ukuran banyaknya pengikut itu ialah indikator mutlak, yang menandakan keberhasilan dalam dakwah, maka sungguh.. nabi yang disebutkan dalam hadits diatas ini, berarti GAGAL DALAM BERDAKWAH, namun apakah iya demikian.. tentu tidak.. sebab keberhasilan dakwah itu, bukanlah dilihat dari banyaknya pengikut semata, namun dilihat apakah yang mengikutinya ialah juga berkualitas..?? Inilah indikatornya..
Imam Al-Auza’i (Rahimahulloh) berkata :
مات عطاء بن أبي رباح يوم مات وهو أرضى أهل الأرض عند الناس، وما كان يشهد مجلسه إلا تسعة أو ثمانية
Imam Atho’ Ibnu Abi Robbah (Rahimahulloh) meninggal dunia, ketika meninggalnya, (beliau) adalah manusia yang paling dicintai oleh ummat, dan hanya 9 atau 8 orang saja yang menghadiri majlis taklim Beliau.
(Siyari A’lami Nubala 5/84)
(Sumber Faedah : Grup Telegram Salafy Sumbawa NTB)
Dalam sebuah kisah, yakni pada kisah perang khoibar, tatkala awal mula ingin dimulainya peperangan, Nabi kita kemudian bersabda kepada sahabat Ali bin Abi tholib, :
“Berjalanlah dengan tenang, sampai kamu tiba di sekitar wilayah mereka. Lalu serulah mereka untuk masuk Islam dan kabarkan kepada mereka hak Allah yang wajib mereka tunaikan. Demi Allah, apabila Allah menunjuki SEORANG SAJA melalui dakwahmu itu lebih baik bagimu daripada kamu memiliki onta-onta merah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
MasyaaAlloh.. demikianlah wahai saudaraku.. bahwa kata nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam-, satu orang saja, jika ia bisa mengenal aqidah dengan baik dan benar, manhaj yang benar, kemudian ilmu yang matang, serta beramal dengannya, dan menjadi manusia yang berkualitas.. maka itu sudah jauh lebih baik dan cukup, daripada nilai sebuah onta merah, onta merah ini adalah kiasan yang menggambarkan simbol kekayaan dan kemakmuran saat itu, jika disamakan zaman kita, maka onta merah ini kurang lebih sama dengan harga mobil termahal yang ada di dunia ini sekarang.. artinya itu adalah sebuah simbol kesuksesan dan kemakmuran dari kekayaan dunia..
Maka ketika disebutkan lebih mulia daripada onta merah, maka sungguh itu bermakna, lebih mulia daripada kesuksesan di dunia ini.. dan tentunya pahalanya adalah luar biasa..
Mari.. wahai saudaraku, bersama sama meraih kualitas tersebut, ditengah asingnya agama yang benar ini.. mari kita sama-sama menuju kemuliaan agama ini, dengan cara senantiasa menghidupkan majelis-majelis ilmu, mempelajari ilmu dengan sungguh-sungguh, berdoa dan teruslah berdoa, semoga Alloh ta’ala memberikan kepada kita kemampuan dan kesuksesan menuju hamba yang berkualitas di hadapan Alloh Ta’ala..
Allohumma Aamiin..
Admin Grup Salafy SULTENG
بارك الله فيكم
Sumber || https://t.me/salafysumbawantb/1567